Senin, 27 Juni 2016

Sejarah singkat Paroki YGB Paniki Manado



Thn. 1900-an
Adalah sekumpulan warga yang bertempat tinggal di Paniki Bawah, sepakat untuk dibabtis menjadi Katolik sebagai bentuk penyesalan akan insiden buruk yang menimpa mereka sebelumnya, yakni dijebloskan ke dalam penjara oleh pemerintah Hindia Belanda karena mereka mabuk-mabukan dan membuat keonaran pada malam pergantian tahun. Mereka ini dibabtis di Paroki Yohanes Penginjil, Laikit. Dari sinilah muncul istilah ‘umat maraju’ yang mengandung arti menjadi umat Katolik setelah mengambek karena ditahan pihak kepolisian. Dan mereka inilah yang lantas menjadi ‘cikal bakal’ komunitas umat Katolik di Stasi Paniki Bawah.

Thn. 1989
Daerah Paniki Bawah secara administratif masuk ke dalam wilayah pemerintahan Kotamadya Manado. Perkembangan Paniki Bawah meningkat drastis seiring munculnya perumahan-perumahan dimana PERUMNAS sebagai perumahan pertama di Sulawesi Utara, dibangun di daerah ini. Umat Katolik semakin banyak dan kebutuhan pelayanan pastoral pun meningkat. Berkembanglah rencana pemekaran Paroki Laikit

Thn. 1990-1994
Atas pertimbangan dan dukungan penuh Pastor Paroki Laikit saat itu, yakni Pst. Manuel Poluan, Pr. maka izin pemekaran dan pembentukan Paroki baru pun keluar. Stasi Paniki Bawah terpilih sebagai lokasi yang dipersiapkan menjadi Paroki baru, sehingga disebutlah sebagai Paroki Paniki Bawah. Mulailah pembangunan Gedung Gereja Paroki (gedung lama, sekarang menjadi Aula Paroki). Pada 14 Sept 1994, Gedung Gereja Paroki diresmikan dan menerima berkat dari Mgr. Yoseph Suwatan, MSC, selaku Uskup Manado, bertepatan dengan Pesta Salib Suci. Tampuk Kepeminpinan Paroki Paniki Bawah pertama kali dipercayakan kepada Pst. Nico Veldhuyzen, Pr.

Asal mula penetapan nama Paroki
Pada mulanya diusulkan nama Paroki Hati Kudus Yesus. Dibatalkan karena sudah ada Paroki lain di Kevikepan Manado yang menggunakan nama yang sama. Pst. Nico Veldhuyzen, Pr., yang memiliki moto “Akulah Gembala yang Baik,……” saat tahbisan imamatnya, meminta perubahan nama Paroki menjadi “Yesus Gembala Yang Baik”. Mgr. Yoseph Suwatan menerima nama tersebut dengan terlebih dahulu ‘menghapuskan’ kata “YANG” sebagai pembeda dengan Paroki Yesus Gembala Yang Baik, Rike yang sudah ada terlebih dahulu. Maka ditetapkanlah nama Paroki Paniki Bawah adalah : Paroki Yesus Gembala Baik

Pembangunan Gereja Baru
Bangunan Gereja Lama
Bangunan Gereja Baru




Pada tahun 2001, pada masa jabatan Pst. Manuel Poluan, Pr. diusulkan untuk memperluas gedung Gereja karena sudah tidak mampu lagi menampung jumlah umat yang semakin banyak. Pembangunan diteruskan hingga masa jabatan Pst. Herman Kaawoan, Pr. dengan biaya hampir mencapai Rp. 3 Milyard yang dihimpun dari umat dan para donator, gedung Gereja yang baru dapat diselesaikan pada tahun 2008 dan diresmikan serta diberkati oleh uskup Manado, yakni Mgr. Yoseph Suwatan, MSC.  Gedung Gereja baru digunakan sampai saat ini dan gedung Gereja yang lama dialih fungsikan sebagai Aula atau Ruang Serbaguna Paroki
(disarikan dari berbagai sumber @komsos-dpp-ygb-2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Warna Biru Tutup Gereja YGB Paniki pada Perayaan HUT ke-98 tahun Wanita Katolik RI

  Wanita Katolik RI Cabang Yesus Gembala Baik Paniki Bawah mensyukuri ulang tahun ke-98 Wanita Katolik RI yang hadir di negeri Indonesia s...