Thn. 1900-an
Adalah sekumpulan warga yang
bertempat tinggal di Paniki Bawah, sepakat untuk dibabtis menjadi Katolik
sebagai bentuk penyesalan akan insiden buruk yang menimpa mereka sebelumnya,
yakni dijebloskan ke dalam penjara oleh pemerintah Hindia Belanda karena mereka
mabuk-mabukan dan membuat keonaran pada malam pergantian tahun. Mereka ini
dibabtis di Paroki Yohanes Penginjil, Laikit. Dari sinilah muncul istilah ‘umat
maraju’ yang mengandung arti menjadi umat Katolik setelah mengambek karena
ditahan pihak kepolisian. Dan mereka inilah yang lantas menjadi ‘cikal bakal’
komunitas umat Katolik di Stasi Paniki Bawah.
Thn. 1989
Daerah Paniki Bawah secara
administratif masuk ke dalam wilayah pemerintahan Kotamadya Manado. Perkembangan
Paniki Bawah meningkat drastis seiring munculnya perumahan-perumahan dimana
PERUMNAS sebagai perumahan pertama di Sulawesi Utara, dibangun di daerah ini.
Umat Katolik semakin banyak dan kebutuhan pelayanan pastoral pun meningkat. Berkembanglah
rencana pemekaran Paroki Laikit
Thn. 1990-1994
Atas pertimbangan dan dukungan
penuh Pastor Paroki Laikit saat itu, yakni Pst. Manuel Poluan, Pr. maka izin
pemekaran dan pembentukan Paroki baru pun keluar. Stasi Paniki Bawah terpilih
sebagai lokasi yang dipersiapkan menjadi Paroki baru, sehingga disebutlah
sebagai Paroki Paniki Bawah. Mulailah pembangunan Gedung Gereja Paroki (gedung
lama, sekarang menjadi Aula Paroki). Pada 14 Sept 1994, Gedung Gereja Paroki
diresmikan dan menerima berkat dari Mgr. Yoseph Suwatan, MSC, selaku Uskup
Manado, bertepatan dengan Pesta Salib Suci. Tampuk Kepeminpinan Paroki Paniki
Bawah pertama kali dipercayakan kepada Pst. Nico Veldhuyzen, Pr.
Asal mula penetapan nama Paroki
Pada mulanya diusulkan nama
Paroki Hati Kudus Yesus. Dibatalkan karena sudah ada Paroki lain di Kevikepan
Manado yang menggunakan nama yang sama. Pst. Nico Veldhuyzen, Pr., yang
memiliki moto “Akulah Gembala yang Baik,……” saat tahbisan imamatnya, meminta
perubahan nama Paroki menjadi “Yesus Gembala Yang Baik”. Mgr. Yoseph Suwatan
menerima nama tersebut dengan terlebih dahulu ‘menghapuskan’ kata “YANG”
sebagai pembeda dengan Paroki Yesus Gembala Yang Baik, Rike yang sudah ada
terlebih dahulu. Maka ditetapkanlah nama Paroki Paniki Bawah adalah : Paroki
Yesus Gembala Baik
Pembangunan Gereja Baru
Bangunan Gereja Lama |
Bangunan Gereja Baru |
Pada tahun 2001, pada masa
jabatan Pst. Manuel Poluan, Pr. diusulkan untuk memperluas gedung Gereja karena
sudah tidak mampu lagi menampung jumlah umat yang semakin banyak. Pembangunan
diteruskan hingga masa jabatan Pst. Herman Kaawoan, Pr. dengan biaya hampir
mencapai Rp. 3 Milyard yang dihimpun dari umat dan para donator, gedung Gereja
yang baru dapat diselesaikan pada tahun 2008 dan diresmikan serta diberkati
oleh uskup Manado, yakni Mgr. Yoseph Suwatan, MSC. Gedung Gereja baru digunakan sampai saat ini
dan gedung Gereja yang lama dialih fungsikan sebagai Aula atau Ruang Serbaguna
Paroki
(disarikan dari berbagai sumber @komsos-dpp-ygb-2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar